POSO, Sararamedia.net - Kelompok Wanita Tani (KWT) dari dua desa di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) baru-baru ini mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas.
KWT berasal dari Desa Tuare dan Desa Lageroa, Kecamatan Lore Barat. Sedangkan jumlah peserta masing-masing desa sebanyak 20 orang, dengan total 40 orang.
Kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas di Desa Tuare dibuka langsung oleh Koordinator Fasilitator Desa, Herson Kapuy.
Wilayah Lore Barat dan Selatan yang biasa disebut dengan Lembah Bada memang dikenal sebagai daerah penghasil komoditi pertanian dan perkebunan.
Berada di daerah ketinggian membuat tanah di daerah tersebut subur, sehingga sangat prospek untuk komoditi pertanian.
KWT dari Desa Tuare dan Lageroa mengikuti kegiatan pelatihan mengangkat tema "Peningkatan kapasitas kelompok perempuan binaan Forest Programme III-Sulawesi".
Tujuan dari pelatihan itu guna meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengelola keuangan dan mengelola usaha secara efektif.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh PT. Hannah Asa Indonesia, bekerja sama dengan Forest Programme III-Sulawesi melalui Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Sulawesi.
Kepala Seksi Wilayah II Palu BPSKL Wilayah Sulawesi, M. Mugni Budi Mulyono, menyebut wilayah Sulawesi sebagai salah satu (Project Implementation Unit) PIU Forest Programme III - Sulawesi.
Ia menjelaskan, Forest Programme III - Sulawesi adalah salah satu proyek hibah luar negeri terencana dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Ekonomi dan Pengembangan Kerja Sama pemerintah Federal Jerman (BMZ) melalui KreditanstaltfürWiederaufbau/Entwicklungsbank(KfW) yang berlokasi di lanskap Lore Lindu.
``Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengelolaan kawasan pelestarian alam di Provinsi Sulawesi Tengah melalui upaya menjaga kestabilan kawasan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada keutuhan kawasan hutan,`` jelas M. Mugni, Selasa (5/03/2024).
Ia menerangkan, para peserta diberikan pemahaman mendalam tentang manajemen keuangan, marketing pemasaran, serta tata cara mengelola usaha yang baik dan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP).
``Dengan semangat yang tinggi, peserta pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang baru untuk masa depan yang lebih cerah,`` terangnya.
Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, mengucapkan, dengan pelatihan ini, para peserta akan mampu menciptakan stabilitas finansial dan kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Sedangkan Ketua KWT Sukamaju Mohintuwo, Nelmawati dan Ketua KWT Tawine Madonde, Vivi Lure, melontarkan nada yang sama.
Kedua Ketua KWT itu mengatakan, para peserta sangat antusiar mengikuti kegiatan yang digelar tersebut.
Menurut mereka, pelatihan yang dilakukam dapat membuka wawasan serta dapat membawa keuntungan yang lebih besar kepada masyarakat setempat.
``Kegiatan ini sangat efektif karena dapat menekan biaya operasional termasuk biaya promosi, sehingga keuntungan dapat lebih ditingkatkan``. tutup Nelmawati. (***)