Sarara Media
Pupuk Organik Cair "Pelangi Khatulistiwa" Solusi Untuk Petani Kita di Sigi-Donggala
Friday, 02 Feb 2024 16:00 pm
Sarara Media

Sarara Media

Foto : (Paling kiri), Ketua KADIN Sigi, Harri Ramdhani, B.Sc,IB saat membagikan pupuk organik cair berteknologi "Pelangi Khatulistiwa" pada petani jagung di Kabupaten Sigi. (Dok/Ist)

SIGI, Sararamedia.net - Pengusaha muda asal Sulawesi Tengah sekaligus Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Sigi, Harri Ramdhani atau yang akrab disapa Obhy,  mengembangkan usaha pengelolaan dan budi daya pupuk organik cair berteknologi yang diberi nama "Pelangi Khatulistiwa".

Mahakarya asli milik anak Kaili yang berdomisili di Kabupaten Sigi melalui sektor pertanian tersebut, dibuatnya saat pupuk sedang langka di daerah-daerah.

Pada Sararamedia.net, Sabtu (3/2/2024) waktu setempat, Obhy menceritakan olahan produk pertanian hingga membawa misi merevolusi pangan fungsional, pertanian berkelanjutan dan perbaikan lingkungan.

Tangan dingin Obhy berhasil mengolah pupuk organik cair hingga diperkenalkan pada petani-petani di Kabupaten Sigi dan Donggala. Upaya tersebut juga didukung Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

``Inovasi ini tak hanya berhenti pada pangan. Kami juga concern pada pertanian dan lingkungan. Salah satunya dengan membuat pupuk organik cair berteknologi yang kami beri nama Pelangi Khatulistiwa (Merk Prodak),`` kata dia.

Gagasan hilirisasi Industri Kecil Menengah - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (IKM-UMKM) pertanian berteknologi merupakan hal yang fundamental yang menjadikan kebutuhan mendasar masyarakat yang akan menopang kemajuan daerah.

``Manfaat dari pupuk ini adalah mengembalikan unsur dan pH tanah akibat pemakaian pupuk kimia yang berulang dan secara terus menerus dengan kembalinya unsur dan pH tanah,`` sebutnya.

pH tanah sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keasaman dan kebasaan suatu tanah pertanian yang ditunjukkan dengan skala angka 0 hingga 14.

``Tanah akan kembali menjadi subur dan penggunaan bahan kimia sebelumnya, kemudian akan terurai sedikit demi sedikit,`` imbuhnya

Pupuk pelangi khatulistiwa, sambung Obhy, merupakan pupuk yang di formulasikan sesuai dengan jenis tanah di Sulawesi Tengah dengan menggunakan mikroba serta bakteri yang diambil dari Negara bagian Eropa seperti Jerman dan Yugoslavia.

Dengan kata lain, sepak terjang KADIN dalam membantu Pemerintah daerah (Pemda) setempat dalam peningkatan UMKM adalah bukti cerita kesungguhan dalam membangun hilirisasi UMKM. Praktis, hal ini tentunya sejarah pertama untuk kita memiliki prodak pupuk sendiri milik anak daerah. (***)