Anwar Hafid Tegaskan Sulteng Ibarat Gadis Cantik yang Terabaikan, Perlu Pengawasan dan Perlindungan SDA yang Baik
PALU, Sararamedia.id - Bakal calon gubernur, Anwar Hafid mengibaratkan Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai “gadis cantik” yang menjadi rebutan banyak pihak, khususnya di wilayah Morowali dan Morowali Utara (Morut). Namun, setelah dipinang, "gadis cantik" tersebut mengalami masalah serius karena kurang mendapat perhatian, pengawasan dan perlindungan yang layak.
``Ibarat seorang gadis cantik yang sudah dinikahi, tetapi setelah hamil dan melahirkan, dia mengalami pendarahan karena tidak diperhatikan dengan baik. Sumber Daya Alam (SDA) kita diambil oleh investor, namun pengelolaannya tidak terkontrol, pengawasannya lemah, dan akibatnya lingkungan kita tercemar. Situasi ini seperti gadis yang mengalami pendarahan, lingkungan alam kita sudah tidak sehat,`` ujar Anwar Hafid, saat berbicara di depan pengurus dan kader HMI MPO, di Hotel Parama Su Kota Palu, Sabtu siang, (21/9/2024) waktu setempat.
Anwar menegaskan, tak ada masalah dengan keberadaan tambang dan industri, sepanjang memberikan manfaat bagi masyarakat. Namun, yang terjadi saat ini justru sebaliknya, pengelolaan SDA seolah tidak membawa kesejahteraan bagi masyarakat lokal.
``Khususnya pertambangan, yang akan habis jika tidak diawasi dengan baik. Pengawasan ini adalah tanggung jawab pemerintah untuk melindungi rakyatnya. Dibutuhkan pemimpin yang berani dan gigih membela kepentingan rakyat,`` tegasnya.
Sulawesi Tengah, lanjut Anwar, bukan hanya kaya akan tambang, tetapi juga memiliki potensi besar di sektor pertanian, perkebunan dan kelautan. Sebagai contoh, Teluk Tomini dihuni oleh miliaran ikan dan danau Poso yang menghasilkan tenaga listrik belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
``Kita juga memiliki perkebunan durian montong di Pendolo dan Parigi Moutong, serta berbagai kekayaan SDA lainnya yang sangat berpotensi,`` ujar Anwar.
Untuk itu, ia mengkritisi regulasi yang dinilai merugikan daerah, seperti tax holiday dan kebijakan pajak yang hanya dikenakan di mulut tambang, namun tidak di mulut industri. Hal ini menyebabkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulawesi Tengah tidak optimal.
``PAD kita hanya sekitar Rp.2 triliun, dari awalnya Rp.900 juta, masih tergolong kecil. Jika pajak dikenakan di mulut industri tambang, PAD kita bisa mencapai Rp.100 triliun. Sayangnya, saat ini banyak kebocoran di sektor pertambangan,`` ungkapnya.
Anwar juga menyoroti masalah pencemaran lingkungan yang terjadi di Morowali dan Morut akibat eksploitasi tambang yang masif dan minim pengawasan.
``Waktu saya menjadi camat di Sorowako, kabupaten Luwu Timur, air danau Sorowako tidak pernah keruh, padahal di sana ada PT. Vale. Tetapi di Morowali dan Morut, kondisi lingkungannya sudah sangat tercemar, airnya sudah keruh,`` tambah Anwar, yang didukung oleh partai Demokrat, PBB dan PKS dalam pilgub Sulteng 2024.
Anwar juga menekankan perlunya peningkatan pemberdayaan tenaga kerja lokal di industri smelter IMIP di Morowali, yang saat ini 80 persen tenaga kerjanya berasal dari luar daerah. Padahal, menurutnya, masyarakat lokal seharusnya bisa lebih banyak dilibatkan, termasuk dalam pengadaan kebutuhan sembako dan pakaian dinas perusahaan.
Di akhir acara, Sudirman Suhdi selaku perwakilan KAHMI, menambahkan bahwa keterlibatan pemerintah daerah sangat penting dalam memastikan perusahaan tambang memberikan manfaat bagi masyarakat lokal.
``Pemerintah, pengusaha dan akademisi harus bekerja sama. Tetapi yang terjadi saat ini, perusahaan lokal tidak diberi kesempatan untuk menyuplai kebutuhan sembako di IMIP. Perlu ada gubernur yang berani melakukan intervensi,`` tegas Sudirman.
Ketua PB HMI MPO, Jabir M. Yamin, juga menggarisbawahi bahwa pemimpin yang layak memimpin Sulawesi Tengah adalah yang memiliki kapabilitas dalam mengelola SDA, serta mampu menjaga keseimbangan sektor-sektor potensial lainnya seperti pertanian dan perikanan.
Sementara itu, Ketua HMI Cabang Kota Palu terpilih, Moh. Africhal, menegaskan sikap netral HMI dalam proses politik menjelang Pilgub Sulteng 2024. Ia menekankan bahwa HMI akan selalu berpihak pada kebenaran dan tidak terlibat dalam kepentingan politik tertentu, seraya mendorong diskusi yang sehat tentang visi-misi para calon. (***)