Antara Cinta dan Politik

Oleh : Aril (Ari Loru) 

PALU, Sararamedia.net - Tak ada gading yang tak retak, tak ada cinta yang tak retak. Hanya cinta yang tulus dan ikhlas, dialah pengikat kesempurnaan hati.

Manusia politik harusnya menjadi manusia cinta, agar tempat berlabuh tidak retak, di hantam badai gembala cinta.

Biarlah lirik Kisah Tak Sempurna dari Samsons Band mengartikulasikan kejamnya cinta yang tak berkesudahan.

Kenangan terindah, tak harus di kenang sebagai kisah abadi, dialah pelajaran hidup yang berharga bagi kita. Untuk mengemudi samudera perjalan panjang menggapai cita-cita.

Memperbanyak cinta dan memperbanyak politik. Karna pencinta yang baik, akan menjadi politisi yang beretika (Rocky Gerung).

Seperti itulah ibaratnya politik, jangan sampai gagasanmu terkontaminasi narasi kerdil. Karna orang besar akan selalu bicara gagasan besar, orang kerdil akan bicara kelemahan dan kekurangan orang lain.

Jika kita punya cita-cita besar dalam pikiran, maka isu-isu kecil tak relevan. Terlalu gampang terimah argumen orang, bukan cara berfikir generasi muda (Fahri Hamzah).

Generasi-generasi baru harus memiliki keberanian serta pembacaan politik yang luas. Dan itu adalah cikal bakal dari pemimpin-pemimpin Indonesia di masa akan datang (Fahri Hamzah). 

Politikus adalah manusia mulia, jika pendalaman ma'rifat politik tertanam ruah, pada pion-pion catur petarung akar rumput.

Tak ada idealisme sejati dalam politik, bagaikan panas setahun di hapus hujan sehari. Maka heran kali aku melihat jargon "Kami Idealisme".

Perkataan Will Rogers, mencerminkan realitas politik hari ini. ``Politik itu mahal, bahkan untuk kalah pun harus banyak mengeluarkan uang``.

Banyak idealisme yang hanyut saat fajar tiba, kekuatan fajar tak bisa di bendung. Bagaikan angin puting beliung memporak-porandakan rumah tanpa penghuni.

Begitu juga dengan kerangka mercusuar berfikir yang konstruktif, harus nyanda pada nilai dasar itu. Sampaikan dengan sistematis bahwa politik mahal brother.

Marilah renungkan arah langkah pijakan kaki kita, batasilah ego dalam setiap argumentasi. Kubur sedalamnya fikiran bahwa tim sukses lebih baik dari relawan.

Gigitlah jari apabila kejahilan politik menguasai dirimu. Berdiri dan genggam tanganku kawan. Tanamkan cinta padaku bahwa politik dan cinta akan membawa Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri (AA-AKA) menjadi harapan baru sulteng.

Banyak tangisan cinta dengan pengharapan doa mengetuk pintu langit untuk kemajuan Sulawesi Tengah. Doa itu hanya ada pada Ahmad Ali dan Abdul Karim Al-jufri.

#Refleksi Ruang Filsuf Kenung Aryo


Comment As:

Comment (0)