Sibuk Politik, Senator ART Desak Ketum KONI Sulteng, Nizar Rahmatu Mundur dari Jabatan
- By REDAKSI --
- Friday, 31 May, 2024
FOTO : Senator andalan masyarakat Sulawesi Tengah (Anggota DPD RI periode 2019-2024), Abdul Rachman Thaha atau dikenal ART. (Dok/Pribadi)
PALU, Sararamedia.net - Senator muda andalan masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng), Abdul Rachman Thaha alias ART kembali naik pitam. Bukan tanpa alasan, ART meminta Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulteng, M. Nizar Rahmatu untuk mundur dari jabatannya karena menilai sosok Nizar Rahmatu telah melenceng dari prinsip independensi yang seharusnya diemban setiap pimpinan organisasi non pemerintah seperti KONI.
Dilansir Metrosulteng.com, Jumat malam, (31/5/2024) waktu setempat, ART menganggap sosok Ketum KONI Sulteng tersebut hanya sibuk dalam urusan politik terkait Pilkada Gubernur Sulteng tahun 2024. Apalagi diperkuat dalam acara penutupan Anwar Hafid Cup dengan kehadiran sosok Nizar Rahmatu di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, pada Selasa malam, tanggal 28 Mei 2024 lalu.
Disana, Nizar tak hanya sekedar menghadiri acara, tetapi juga memberikan pidatonya dihadapan Cagub Sulteng, Anwar Hafid dan Cawagub Reny A Lamadjido disaksikan penonton yang hadir.
``Kehadiran Nizar pada acara tersebut sulit rasanya dipisahkan dari urusan politik. Karena di lokasi acara terpampang jelas spanduk pasangan bakal calon Gubernur Sulteng, Anwar Hafid dan calon Wakil Gubernur, Reny Lamadjido,`` sentil ART.
Dengan begitu, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dapil Sulteng periode 2019-2024 ini mendesak agar pihak terkait segera menonaktifkan Nizar dari jabatannya sebagai Ketum KONI Sulteng.
Bahkan, ART tak segan-segan untuk meminta kepada Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura untuk bersikap tegas, membuat rekomendasi kepada KONI Pusat terkait penonaktifan Nizar Rahmatu.
``Karena dalam operasional KONI ada dana hibah dan fasilitas dari Pemprov Sulteng. Disinilah keterkaitannya dengan gubernur. Semua bertujuan guna menghindari benturan kepentingan dan sorotan publik, segera dikeluarkan surat rekomendasi menonaktifkan Ketua Umum KONI Sulteng,`` tegas pria kelahiran 1979 itu.
Disatu sisi, jika Nizar enggan dinonaktifkan, sambung ART, demi menjaga independensi organisasi dan menghindari sorotan masyarakat, Nizar sebaiknya mundur secara terhormat.
``Bukan cuman Nizar, tetapi pengurus KONI Sulteng lainnya harus nonaktif jika sudah terlibat politik praktis. Sekali lagi saya sampaikan, KONI adalah lembaga non pemerintah yang independen. Jadi, kalau sudah cawe-cawe atau terlibat dalam politik praktis, sebaiknya nonaktif atau mundur saja,`` sindir ART.
``Dihadapan kita ada PON XXI Aceh-Sumut. Persiapan daerah tentunya harus benar-benar maksimal. Sebagai induk olahraga, sangat disayangkan sekali jika organisasi sekelas KONI hanya diceburkan ke urusan politik``. terangnya. (***)