Dialog Publik Expose Ekspedisi 1000 Megalit Bahas Sejuta Cerita Batu Bersejarah
- By REDAKSI --
- Sunday, 03 Dec, 2023
PALU, Sararamedia.net - Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Sulawesi Tengah melalui Bidang Informasi Publik mengggelar Dialog Publik "Expose Ekspedisi 1000 Megalit". Dialog tersebut berlangsung di Triple F Cafee dan Resto, Kota Palu, Sabtu malam, (2/12/2023).
Dialog ini mengangkat tema "Menjelajah Keajaiban, Menelusuri Sejuta Cerita Batu Bersejarah" dengan menghadirkan Narasumber dari Antropolog Untad, Doktor Muhammad Marzuki dan Iksam Djorimi selaku Arkeolog Dinas Kebudayaan Provinsi Sulteng. Dialog ini di moderatori oleh Kadis Kominfo Santik, Sudaryano R. Lamangkona.
Dalam paparannya, Marzuki menjelaskan, 3000 tahun lalu nenek moyang, meninggalkan peradaban yang begitu luar biasa yang terletak di Lembah Bada, Lembah Besoa dan Lembah Napu yang dikenal sebagai Tampo Lore.
``Menurut saya, Megalit bukanya hanya batu yang berdiri dan bentuknya patung tetapi Megalit adalah aset, pesan masa lalu dan simbol peradaban.`` ungkap Marzuki.
Untuk itu, Ia mengajak tim ekspedisi yang terdiri para insan pers tersebut, menggali spirit bahwa Sulawesi Tengah pernah mencapai peradaban yang tertinggi dalam peradaban masa lalu yang artinya, masyarakat dahulu dengan segala keterbatasannya bisa meraih puncak peradaban.
``Mengapa kita dengan segala kemudahan tidak bisa mencapai puncak peradaban. Mari kita jadikan ini sebagai lompatan masa lalu, masa kini dan masa depan,``ajak Marzuki.
Selanjutnya, Iksam selaku pihak Arkeolog, menerangkan bahwa Lore Lindu merupakan salah satu tempat di Indonesia yang memiliki peradaban dunia. Karena begitu banyak peninggalan sejarah di masa lalu yang dilakukan oleh para leluhur.
``Sejarah alam tidak bisa dipisahkan dari sejarah kebudayaan,`` kata Iksam.
Ia juga menuturkan bahwa, ada tiga disiplin ilmu yang tergolong dalam antropologi budaya yakni, ilmu bahasa (linguistik), arkeologi dan etnologi.
``Saat ini, Megalit bukan hanya ada di Lore Lindu, temuan terbaru kami ada di Banggai Laut,`` akuinya.
Dirinya berharap, kolaborasi pemerintah daerah melalui rencana aksi daerah terkait pemanfaatan Situs Megalit, agar masyarakat Lore Lindu bisa merasakan manfaat keberadaan Megalit di daerah mereka.
Dikesempatan ini, salah satu pembicara dari insan pers yang melakukan expedisi Jurnalis, Heri Susanto mengatakan bahwa, masyarakat di tiga kawasan lembah tampo lore mengharapkan adanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan situs megalit yang akan memberi dampak secara ekonomi serta pembangunan infrastruktur jalan untuk menghubungkan ketiga kawasan lembah yang ada di tampo lore.
``Kami dari Tim Expedisi Jurnalis melihat bahwa keberadaan patung-patung megalit itu hanya sekedar menjadi pajangan saja bahkan bisa jadi hanya sekedar menjadi tugu dan sebagai faktor kebanggaan, jika pemerintah daerah tidak segera mengatur dan mempolarisasi kawasan-kawasan tersebut menjadi sebuah destinasi baru untuk dikunjungi``. kata Heri.
Diakhir pertemuan, Sudaryano selaku moderator menyimpulkan bahwa dengan adanya Megalit tersebut, kedepannya akan memberikan warna bagi pembangunan kebudayaan di Indonesia bahkan dunia, sebagaimana amanat dari Undang-undang pembangunan kebudayaan. Demikian penegasan dari Kadis Kominfosantik Sulteng itu. (IKP)