Pertumbuhan Ekonomi RI Meningkat Di Tengah Perlambatan Global

JAKARTA, Sararamedia.net - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka sebesar 5,17% (yoy) pada triwulan II tahun 2023 pada senin, (7/8/2023). Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 5,04% (yoy). Pertumbuhan tersebut dipicu oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.

Data BPS juga menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,23% (yoy), didorong oleh mobilitas masyarakat yang meningkat serta harapan akan pendapatan yang lebih baik di masa depan. Selain itu, pembayaran gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara memberikan dorongan signifikan bagi konsumsi rumah tangga.

Kontribusi dari pemerintah juga menjadi faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi ini. Konsumsi pemerintah mencatat pertumbuhan sebesar 10,62% (yoy), terutama disebabkan oleh belanja pegawai dari Pemerintah Pusat dan Daerah.

Sementara itu, sektor investasi juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan keseluruhan sebesar 4,63% (yoy). Investasi nonbangunan mengalami perbaikan yang signifikan dengan adanya peningkatan impor barang modal. Pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah juga berkontribusi terhadap pertumbuhan investasi di sektor bangunan.

Meskipun demikian, ekspor mengalami kontraksi sebesar 2,75% (yoy), khususnya dalam ekspor barang. Pelemahan ekonomi global memberikan dampak negatif pada eksportir Indonesia. Namun, pertumbuhan positif tetap dicatat oleh ekspor jasa yang didukung oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi juga tecermin dari sisi Lapangan Usaha dan spasial. Secara Lapangan Usaha (LU), seluruh LU pada triwulan II 2023 mencatat pertumbuhan positif, terutama ditopang oleh Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Transportasi dan Pergudangan. Sementara secara spasial, pertumbuhan ekonomi triwulan II 2023 yang tinggi tercatat di sebagian besar wilayah Indonesia. Pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Bali-Nusa Tenggara.(***)


Comment As:

Comment (0)