Program Tangguh Bencana Kerja Sama YSI-Mandala Finance Tbk, Sasar 3 Desa di Donggala

PALU, Sararamedia.net - Yayasan Skala Indonesia bersama Mandala Finance Tbk melaksanakan Program Tangguh Bencana di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini menyasar 3 desa diwilayah itu dan berlangsung sejak tahun 2023 sampai 23 Januari 2024.

Ketiga desa yang dimaksud antara lain, Desa Balukang dan Tonggolobibi di Kecamatan Sojol dan Desa Sioyong di Kecamatan Dampelas.

Proses ini dirampungkan setelah pihak Yayasan Skala Indonesia menyampaikan hasil Program Pengembangan Manajemen Risiko Bencana Berbasis Komunitas di Donggala.

Dengan menghadirkan perwakilan pemerintah daerah setempat, Akademisi Universitas Tadulako Palu, Lembaga Swadaya Masyarakat, pegiat lingkungan dan perangkat desa, pihak Yayasan Skala Indonesia memberikan pendampingan pada warga di tiga desa tersebut, khususnya terkait manajemen risiko bencana yang baik.

Adapun ketiga desa diwilayah Donggala ini menyampaikan perubahan di desa mereka.

Sebelumnya, Direktur Yayasan Skala Indonesia, Tri Nirmala Ningrum mengatakan, program ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas warga yang berada di daerah paling berisiko untuk dapat mengelola secara mandiri risiko bencana yang ada di daerahnya.

``Dalam pelaksanaannya, kami telah melalui tahap pertama dengan melakukan kajian kerentanan kapasitas menghadapi bencana di tiga desa dan juga melalui tahap kedua dengan membentuk Rencana Kontinjensi Gempa Bumi dan Tabletop Exercise di tiga desa diantaranya, Desa Balukang dan Tonggolobibi di Kecamatan Sojol dan Desa Sioyong di Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala,`` kata Direktur Yayasan Skala Indonesia, Tri Nirmala Ningrum, pada media ini di Palu, Kamis sore, (25/1/2024).

``Kami melakukan pengesahan dokumen Rencana Kontinjensi Gempa Bumi Berbasis Desa pada ketiga desa yang telah difasilitasi menyeluruh,`` ujarnya.

Perencanaan kontinjensi dianggap perlu dilakukan karena dapat membantu mengkoordinasikan lembaga, organisasi dan perorangan untuk memberikan respon yang cepat dan efektif.

Program ini membangun ketahanan kelompok rentan membutuhkan berbagai sektor untuk mengatasi peristiwa bencana.

Peran keterlibatan masyarakat lokal dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan tingkat lokal/desa, keterlibatan perempuan dan perwakilan gender lainnya diperlukan untuk menghasilkan solusi bersama dalam pembangunan setelah terjadi bencana.

Dalam proses rekonstruksi setelah bencana, ada peluang untuk ‘membangun kembali dengan lebih baik’, memastikan PRB, ketahanan, dan masukan masyarakat yang dirancang sebagai pembangunan kembali.

Peluang untuk dialog dan komunikasi dapat memberikan ruang bagi komunitas, perempuan dan kelompok gender lainnya untuk terhubung dan mendorong orang-orang di sekitar mereka, serta membangun modal sosial.

``Dari situ, komunitas dapat membangun hubungan mereka dengan orang lain dan menemukan tujuan bersama. Pengetahuan, agensi, dan aksi kolektif perempuan harus sepenuhnya diakui dan didukung untuk membangun ketahanan, mengurangi risiko bencana, dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan,``tambah Tri Nirmala Ningrum.

Strategi pembangunan ketahanan dalam konteks pascabencana harus dibuat dengan mengacu pada konteks sosial ekonomi lokal tertentu jika ingin berkelanjutan, efektif dan dipahami dengan baik.

Strategi pembangunan ketahanan jarang linier dan sering kali bergantung pada konteks. 2 Oleh karenanya, Yayasan Skala Indonesia menyelenggarakan Seminar hasil program Develop Community-Led Disaster Risk Management sebagai salah satu wadah untuk bertukar informasi sekaligus berdiskusi mengenai pembangunan berkelanjutan yang berperspektif pengurangan risiko bencana.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan dan juga dapat menyebarluaskan pengembangan manajemen risiko bencana berbasis komunitas dan dapat disebarkan kepada khalayak ramai sebagai sebuah pembelajaran.

Tri Nirmala Ningrum menjelaskan, Seminar Hasil Program Develop Community-Led Disaster Risk Management memiliki tujuan mengesahkan dokumen rencana kontijensi tingkat desa dan mendiseminasikan praktik baik manajemen posko tanggap darurat bencana di tingkat komunitas berdasarkan rencana kontinjensi yang telah dibuat kepada khalayak luas.

Serta berbagi pengetahuan serta diskusi bersama para ahli untuk meningkatkan kapasitas warga desa mengenai ancaman bencana di wilayah Donggala dan membuka jejaring bagi pihak desa dengan berbagai stakeholders yang menghadiri kegiatan seminar.

Untuk diketahui, Develop Community-Led Disaster Risk Management merupakan rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas manajemen risiko bencana di tingkat desa.

Kegiatan ini dimulai dengan pemetaan risiko bencana dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengurangi risiko dan memperkuat strategi ketahanan dan mitigasi masyarakat dalam menghadapi potensi bencana yang mungkin akan terjadi, mengembangkan strategi adaptasi dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB).

Perwakilan dari masing-masing desa dan stakeholders akan mengikuti seminar hasil sekaligus focus group discussion mengenai urgensi kesiapsiagaan menghadapi bencana berbasis komunitas dan pembangunan berkelanjutan berperspektif pengurangan risiko bencana.

Kegiatan ini dilakukan dengan hybrid sehingga memungkinkan banyak peserta yang tidak termasuk dalam undangan dapat ikut serta.

Melalui wadah ini, warga dapat berbagi pengalaman dan juga permasalahan yang dihadapi oleh mereka kepada para pemangku kebijakan di level pemerintah daerah.

Kegiatan ini akan diakhiri dengan pemberian unit kesiapsiagaan berupa papan jalur evakuasi dan tenda darurat dari PT Mandala Multifinance Tbk kepada setiap desa yang didampingi.

Hal ini merupakan bentuk dari langkah konkret Perusahaan yang menaruh perhatian lebih untuk membentuk ketangguhan pada komunitas yang paling berisiko terhadap bencana. (Kir/Kar)


Comment As:

Comment (0)